MINERGI.COM – Sebagai perusahaan energi nasional, PT Pertamina (Persero) menghadapi tantangan trilema energi, yakni memastikan produksi migas nasional berjalan optimal demi mewujudkan ketahanan energi (energy security) dan menjamin keterjangkauan harga (energy affordability), sekaligus menerapkan prinsip keberlanjutan (environmental sustainability).
Untuk menjaga ketahanan energi nasional, Pertamina terus mengupayakan produksi dari sisi hulu sesuai target pemerintah.
Di sisi lain, Pemerintah juga berkomitmen memangkas emisi gas rumah kaca dan mewujudkan target net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Salah satunya melalui pengurangan emisi dari sektor energi.
Pertamina menjawab tantangan trilema energi tersebut dengan menerapkan dua strategi.
Baca Juga:
“Pertama, memaksimalkan bisnis eksisting kami. Kedua, meningkatkan pengembangan produk rendah karbon,” kata Vice President Sustainability Program, Rating & Engagement PT Pertamina (Persero) Indira Pratyaksa dalam acara Katadata Sustainability Action for The Future Economy (KATADATA SAFE) 2024 di Grand Ballroom Hotel Kempinski Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (7/8/2024).
Pertamina memastikan ketersediaan energi bagi masyarakat dengan meningkatkan produksi migas, namun pada saat yang sama diharapkan menekan emisi karbon dan mulai bergeser ke energi baru dan terbarukan.
Sebuah tantangan yang tak mudah. Maka dari itu, untuk menjawab tantangan tersebut, dua strategi Pertamina itu harus dijalankan secara bersama.
“Ini bukan pilihan. Dua strategi itu adalah keharusan dalam menghadapi trilema energi,” ujar Indira.
Baca Juga:
PT Berau Coal Serahkan Bantuan CSR Berupa 20 Unit Rumah Layak Huni dan Sebanyak 180.000 Bibit Pohon
Di Wilayah Kerja Rokan, PT Pertamina Hulu Rokan Temukan 2 Reservoir Sumur Primer Minyak dan Gas.
Indira menjadi narasumber KATADATA SAFE 2024 dalam sesi diskusi One-On-One Session bertema “Pioneering Solutions to the Energy Trilemma: Strategy and Innovation”.
KATADATA SAFE adalah forum tahunan yang digelar Katadata Indonesia sejak 2020. SAFE membahas isu dan solusi untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Menurut Indira, dalam memaksimalkan bisnis eksistingnya, PT Pertamina (Persero) menjalankan beberapa strategi. Di antaranya meningkatkan kualitas kilang agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas dan nilai tinggi. Transformasi bisnis bahan bakar minyak (BBM) ritel juga terus dilakukan.
Adapun terkait pengembangan produk rendah karbon, perseroan telah memproduksi biofuel seperti bioetanol, biodiesel, dan bahan bakar pesawat terbang dengan kandungan bahan bakar nabati, yaitu sustainable aviation fuel (SAF).
Baca Juga:
PT Bukit Asam Tbk Berikan Besiswa bagi Putra-putri TNI dan Polri, Bantu Cerdaskan Generasi Muda
Selain itu, Pertamina telah mulai ujicoba penerapan teknologi carbon capture, utilization, and storage (CCUS), hingga solusi berbasis NBS atau Nature-Based Solutions.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, trilema energi juga dihadapi Pertamina dengan mengoptimalkan sumber daya Pertamina Group, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan berbagai mitra dari sektor swasta, pemerintah, termasuk akademisi.
“Dengan dukungan dari semua pihak, Pertamina dapat menavigasi tantangan industri energi ini dengan baik, dan memberi manfaat secara optimal bagi masyarakat,” jelas Fadjar.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Businesstoday.id dan Infoemiten.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Infoseru.com dan Bekasi24jamnews.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
Atau hubungi langsung WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.