PT Pertamina Paparkan Strategi Hadapi Tantangan Trilema Energi, Termasuk Prinsip Keberlanjutan

Avatar photo

- Jurnalis

Jumat, 9 Agustus 2024 - 14:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pertamina Paparkan Strategi Hadapi Trilema Energi. (Dok. Pertamina.com)

Pertamina Paparkan Strategi Hadapi Trilema Energi. (Dok. Pertamina.com)

MINERGI.COM – Sebagai perusahaan energi nasional, PT Pertamina (Persero) menghadapi tantangan trilema energi, yakni memastikan produksi migas nasional berjalan optimal demi mewujudkan ketahanan energi (energy security) dan menjamin keterjangkauan harga (energy affordability), sekaligus menerapkan prinsip keberlanjutan (environmental sustainability).

Untuk menjaga ketahanan energi nasional, Pertamina terus mengupayakan produksi dari sisi hulu sesuai target pemerintah.

Di sisi lain, Pemerintah juga berkomitmen memangkas emisi gas rumah kaca dan mewujudkan target net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Salah satunya melalui pengurangan emisi dari sektor energi.

Pertamina menjawab tantangan trilema energi tersebut dengan menerapkan dua strategi.

“Pertama, memaksimalkan bisnis eksisting kami. Kedua, meningkatkan pengembangan produk rendah karbon,” kata Vice President Sustainability Program, Rating & Engagement PT Pertamina (Persero) Indira Pratyaksa dalam acara Katadata Sustainability Action for The Future Economy (KATADATA SAFE) 2024 di Grand Ballroom Hotel Kempinski Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Pertamina memastikan ketersediaan energi bagi masyarakat dengan meningkatkan produksi migas, namun pada saat yang sama diharapkan menekan emisi karbon dan mulai bergeser ke energi baru dan terbarukan.

Sebuah tantangan yang tak mudah. Maka dari itu, untuk menjawab tantangan tersebut, dua strategi Pertamina itu harus dijalankan secara bersama.

“Ini bukan pilihan. Dua strategi itu adalah keharusan dalam menghadapi trilema energi,” ujar Indira.

Indira menjadi narasumber KATADATA SAFE 2024 dalam sesi diskusi One-On-One Session bertema “Pioneering Solutions to the Energy Trilemma: Strategy and Innovation”.

KATADATA SAFE adalah forum tahunan yang digelar Katadata Indonesia sejak 2020. SAFE membahas isu dan solusi untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Menurut Indira, dalam memaksimalkan bisnis eksistingnya, PT Pertamina (Persero) menjalankan beberapa strategi. Di antaranya meningkatkan kualitas kilang agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas dan nilai tinggi. Transformasi bisnis bahan bakar minyak (BBM) ritel juga terus dilakukan.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Adapun terkait pengembangan produk rendah karbon, perseroan telah memproduksi biofuel seperti bioetanol, biodiesel, dan bahan bakar pesawat terbang dengan kandungan bahan bakar nabati, yaitu sustainable aviation fuel (SAF).

Selain itu, Pertamina telah mulai ujicoba penerapan teknologi carbon capture, utilization, and storage (CCUS), hingga solusi berbasis NBS atau Nature-Based Solutions.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, trilema energi juga dihadapi Pertamina dengan mengoptimalkan sumber daya Pertamina Group, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan berbagai mitra dari sektor swasta, pemerintah, termasuk akademisi.

“Dengan dukungan dari semua pihak, Pertamina dapat menavigasi tantangan industri energi ini dengan baik, dan memberi manfaat secara optimal bagi masyarakat,” jelas Fadjar.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Businesstoday.id dan Infoemiten.com

Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Infoseru.com dan Bekasi24jamnews.com

Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)

Atau hubungi langsung WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.

Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.

Berita Terkait

Opsi Penggilingan Padi Bisa Dilakukan BUMN atau Bulog, Presiden Prabowo Ajak Kerja Sama Perpadi
Biayai Infrastruktur hingga Rp42,5 Triliun, PT Indonesia Infrastructure Finance Raih AAA(idn) Versi Fitch Ratings
Kredit Korporasi BCA pada 2024 Banyak Disalurkan ke Sektor Pertambangan dalam Program Hilirisasi
Kementerian ESDM Ungkap Alasan Belum Terbitkan Wilayah Izin Pertambangan Khusus untuk Muhammadiyah
Titiek Soeharto Semprot Bulog Tak Mampu Serap Gabah Sesuai Harga Pemerintah dengan Rp6500
Rapat Terbatas Bersama Presiden Prabowo Subianto, BTN Tegaskan Komitmen Dukung Program Tiga Juta Rumah
Diperiksa KPK, Mantan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati Tak Beri Komentar Soal Pemeriksaannya
Lebih dari Rp16 Triliun, Mendag Budi Santoso Sebut Nilai Penghematan Devisa dari Swasembada Pangan
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 4 Februari 2025 - 08:21 WIB

Opsi Penggilingan Padi Bisa Dilakukan BUMN atau Bulog, Presiden Prabowo Ajak Kerja Sama Perpadi

Selasa, 4 Februari 2025 - 07:12 WIB

Biayai Infrastruktur hingga Rp42,5 Triliun, PT Indonesia Infrastructure Finance Raih AAA(idn) Versi Fitch Ratings

Selasa, 28 Januari 2025 - 14:37 WIB

Kredit Korporasi BCA pada 2024 Banyak Disalurkan ke Sektor Pertambangan dalam Program Hilirisasi

Sabtu, 25 Januari 2025 - 15:37 WIB

Kementerian ESDM Ungkap Alasan Belum Terbitkan Wilayah Izin Pertambangan Khusus untuk Muhammadiyah

Kamis, 16 Januari 2025 - 08:28 WIB

Titiek Soeharto Semprot Bulog Tak Mampu Serap Gabah Sesuai Harga Pemerintah dengan Rp6500

Berita Terbaru